Pages

Subscribe:

Saturday, December 29, 2012

Morning Sickness Parah Dapat Membuat Bayi Lahir Prematur

morning sickness yang dialami ibu hamil

Kehamilan merupakan hal yang paling diidam-idamkan oleh semua orang terutama bagi pasangan yang ingin segera memiliki momongan. Seorang wanita yang sedang mengandung dianjurkan pandai-pandai merawat kehamilannya karena jika sang ibu kurang mendapat pengetahuan tentang kehamilan maka dikhawatirkan akan membuat sang anak terlahir cacat maupun premature. Bagi sebagian wanita, Morning Sickness merupakan sebuah indikator kondisi kehamilan yang sangat serius dikemudian hari, termasuk kelahiran prematur. Dengan demikian, para wanita yang sedang hamil muda dianjurkan untuk mengelola dengan baik kondisi kesehatan saat mengalami mual muntah parah.

Perpustakaan Kesehatan menyatakan bahwa lebih dari 23 persen wanita yang mengalami morning sickness parah saat hamil muda akan mengalami kelahiran premature. Kondisi yang demikian mengganggu sang jabang bayi untuk bisa hidup normal di dalam kandungan, sehigga membuat sang bayi lahir belum pada saatnya. Sekitar lebih dari 31 persen wanita yang memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan atau preeklamsia tidak terlalu mempengaruhi kehidupannya jika dibandingkan dengan wanita yang mengalami morning sickness. Selain dikhawatirkan lahir prematur, morning sickness juga memiliki kemungkinan berat badan yang menurun saat masa kehamilan, dan hai itu juga berimbas kepada berat badan sang bayi.

Penelitian Terkait Morning Sickness 


Sekitar 50 s/d 60 persen dalam masa kehamilan mereka, para wanita hamil diketahui pernah mengalami beberapa jenis morning sickness dan hanya sekitar 1 persen yang mengalami morning sickness parah yang biasa dikenal dengan Hiperenesis Gravidarum. Jika para wanita hamil mengalami hiperenesis gravidarum maka dapat dipastikan mengalami kekurangan gizi.

Dr. Gary Stanziano beserta rekannya melakukan sebuah penelitian dengan mengandalkan informasi yang ia dapatkan dari 81.486 wanita hamil dari tahun 2004 dan 2011. Setelah melahirkan, wanita-wanita tersebut diberikan pertanyaan mengenai mual-mual yang mereka alami selama masa kehamilan mereka beserta dampak yang mereka rasakan terhadap rutinitas sehari-hari. Dari hasil penelitian itu, didapat sekitar 5.200 bumil atau 6,4 persen dari semua peserta melaporkan mengalami mual dan muntah dan hal itu mempengaruhi kehidupan mereka. Sekitar 1.800 wanita mengatakan tidak membutuhkan intervensi. Sedangkan 3.300 bumil mengalami dehidrasi serta membutuhkan perawatan farmakologis.

Perpustakaan Kesehatan

0 comments:

Post a Comment