Pages

Subscribe:

Sunday, December 30, 2012

Pengetahuan Seputar Penyakit Morgellons

wapadai bahaya penyakit morgellons

Morgellons adalah nama yang diberikan pada tahun 2002 oleh Mary Leitao, merupakan suatu kondisi yang diusulkan ditandai dengan kutaneus (kulit) yang memiliki gejala bengkak, seperi bekas digigit serangga, dan merasakan sensasi menyengat (formikasi) dibawah kulit dan lesi kulit persisten (misalnya, ruam atau luka). Para dokter termasuk ahli dermatologists dan psikiater menganggap Morgellons adalah suatu hal yang berbentuk infestasi delusi, yaitu keyakinan bahwa ada kutu patogen meskipun ada bukti medis yang bertentangan tentang adanya kutu patogen tersebut.

Para peneliti CDC mengeluarkan hasil multi tahun studi mereka pada bulan Januari 2012 yang menunjukkan bahwa tidak adanya organisme yang muncul pada pasien Morgellons. Hasil tersebut didapat pada serat yang ditemukan adalah serat pakaian normal dan menyarankan bahwa sensasi pasien adalah manifestasi dari “kutu hasil delusi”.

Pengobatan Untuk Penderita Morgellons 


Pengobatan yang diberikan pada pasien Morgellons terutama pengobatan untuk parasitosis delusi yakni setelah pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh untuk menyingkirkan penyebab organik yang dikenal dengan gejala tersebut biasanya diresepkan salah satu dari beberapa obat antipsikotik seperti obat pimozide tertentu. Selain kegiatan antipsikotik, juga dilakukan aktivitas antipruritus yakni berarti menghambat atau menahan sensasi gatal yang menyerang. Namun, pimozide sering memerlukan pemantauan elektrokardiografi. Saat ini, antipsikotik atipikal seperti olanzapine atau risperidone digunakan sebagai pengobatan lini pertama.

Antipsikotik efektif untuk mengobati parasitosis delusi pada dosis serendah mungkin yakni seperlima untuk sepersepuluh dosis biasanya yang diresepkan untuk pasien skizofrenia. Umumnya bagi pasien yang percaya bahwa mereka memiliki Morgellons menolak untuk didiagnosis dokter bahwa mereka memiliki delusi dari parasitosis. Dikemukakan bahwa Morgellons harus diadopsi oleh bagian dermatologists untuk dapat meningkatkan hubungan mereka dengan si pasien yang memungkinkan mereka dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Mereka menyarankan bahwa jangan memberikan resep antibiotik pada pasien ini karena dapat memperkuat delusi si pasien dan selain itu, penggunaan jangka panjang antibiotik dapat memiliki efek samping yang serius.

Perpustakaan Kesehatan

0 comments:

Post a Comment